Sabtu, 27 Desember 2014

Menengok Karya Wilsen: Dokumentator Pertama Borobudur

CANDI BOROBUDUR yang sempat “hilang” selama berabad-abad akhirnya berhasil ditemukan kembali pada 1814 ketika Jawa dikuasai Pemerintahan Britania (Inggris). Sedang proses pendokumentasian Candi Borobudur diawali oleh Wilsen sejak tahun 1849 ketika Indonesia di bawah kekuasaan Belanda. Mengenai proses dokumentasi dalam bentuk foto baru dimulai pada tahun 1873 oleh Van Kinsbergen.
Candi Borobudur konon sempat “hilang” selama berabad-abad akibat terkubur di bawah lapisan tanah dan debu vulkanik yang diduga dari letusan gunung berapi. Candi ini baru ditemukan kembali pada tahun 1814 ketika Jawa berada di bawah pemerintahan Britania (Inggris) pada kurun 1811 hingga 1816.Ketika itu, Sir Thomas Stanford Raffles - yang ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal - memiliki minat istimewa terhadap sejarah Jawa. Pada saat mengadakan kegiatan di Semarang, Raffles mendapatkan informasi bahwa di daerah Kedu telah ditemukan susunan batu bergambar.
Berawal dari informasi tersebut, Raffles akhirnya mengutus Cornelius seorang Belanda untuk membersihkannya. Pekerjaan ini dilanjutkan oleh Residen Kedu yang bernama Hartman pada tahun 1835. Disamping kegiatan pembersihan, Raffles juga mengadakan penelitian terhadap stupa puncak Candi Borobudur, namun sayang mengenai laporan penelitian ini tidak pernah terbit. Sedang pendokumentasian pertama dilakukan oleh Wilsen mulai tahun 1849 melalui gambar-gambar sketsa. Sedangkan dokumen foto baru dibuat pada tahun 1873 oleh Van Kinsbergen.
FC Wilsen adalah seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik. Setelah mempelajari Borobudur, Wilson akhirnya berhasil menggambar ratusan sketsa relief. Kala itu, JFG Brumund juga ditunjuk untuk melakukan penelitian lebih terperinci terhadap Borobudur dan berhasil diselesaikan pada 1859. Rencananya, Pemerintah Belanda akan menerbitkan artikel penelitian Brumund yang dilengkapi sketsa-sketsa karya Wilsen. Namun, entah kenapa Brumund ternyata menolak untuk bekerja sama. Karena itu, Pemerintah Hindia Belanda kemudian menugaskan ilmuwan lain, C Leemans.
Pemerintah Belanda akhirnya menerbitkan monograf pertama dan penelitian detil Borobudur pada 1873 setelah hasil kerja Brumund dan Wilsen dikompilasikan dengan hasil kerja Leemans. Hasil kerja ketiga tokoh tersebut kemudian diterjemahkan dalam bahasa Perancis setahun kemudian.
Hasil Dokumentasi Wilsen:
Boro-Boedoer op het eiland Java’ / afgebeeld door en onder toezigt van F.C. Wilsen ; met toelichtenden en verklarenden tekst, naar de geschreven en gedrukte verhandelingen van F.C. Wilsen, J.F.G. Brumund en andere bescheiden, bew. en uitg. … door C. Leemans. - Leiden : Brill. LIX, 667 p. Gepubliceerd: door C. Leemans. - Leiden : Brill, 1873. - No. 55, pl. XLIII
[Repro KITLV]
‘Bôrô-Boedoer op het eiland Java’ / afgebeeld en onder toezigt van F.C. Wilsen [...] ; bew. en uitg. … door C. Leemans. - Leiden : Brill, 1873. - LIX, 667 p. + 393 pl. (groot formaat) Kopie naar plaat No. 161 uit
[Repro KITLV]

‘Bôrô-Boedoer op het eiland Java’ / afgebeeld en onder toezigt van F.C. Wilsen [...] ; bew. en uitg. … door C. Leemans. - Leiden : Brill, 1873. - LIX, 667 p. + 393 pl. (groot formaat) Kopie naar plaat No. 115 uit
[Repro KITLV]
Hasil Dokumentasi Van Kinsbergen
Stupa’s op de Boroboedoer bij Magelang (1874) [Repro foto: Van Kinsbergen]

Sutrisno B




Tidak ada komentar:

Posting Komentar