Minggu, 28 Desember 2014

Menelusuri Jejak Illuminati di Indonesia


Garut Kota Illuminati Kota Garut mendadak menjadi terkenal bukan hanya skandal pernikahan bupati Aceng yang hanya berumur sehari, tetapi juga dengan dianggapnya gunung-gunung yang ada di sana sebagai piramida, salah satunya gunung Sadahurip. Anggapan yang berawal dari penelitian Yayasan Turangga Seta, yang mengakui dilakukan dengan metode yang disebut dengan parallel existence. Yaitu dengan kepekaan beberapa anggota terhadap bisikan ghoib (Vivanews 15 Februari 2011).
Isu piramid di gunung Sadahurip sampai menyita perhatian Staf Khusus Presiden bidang Bencana Alam dan Bantuan Sosial, Andi Arief untuk turun tangan meneliti pula. Namun, sampai sekarang dengan pro kontra yang ada piramid yang dikatakan ada di gunung Sadahurip masih belum ditemukan.
Dari beberapa berita berkaitan gunung piramid Garut yang dirangkum dalam buku ini bab 4, kesimpulannya ada atau tidaknya masih misteri. Setidaknya perkataan Eko Yulianto dari LIPI dalam sebuah seminar yang diadakan oleh Ikatan Geologi Indonesia bisa menjadi pegangan. Eko mengatakan untuk tidak mengolok-olok ekspedisi untuk mengungkap keberadaan piramid di Sadahurip maupun Lalakon. Pasalnya, beberapa penemuan ilmiah kerap didahului dengan silang pendapat. Sebut saja penemuan kerangka di Gua Pawon maupun kerangka Homo Floresiensis yang ditemukan di Flores (halaman 175).
Penulis buku ini, Ahmad Yanuana Samantho yang juga pernah menulis buku yang terkenal dan bestseller Peradaban Atlantis Nusantara, seakan mencoba menguak beberapa penemuan sekaligus konspirasi yang bisa menguatkan argumentasi yang disebutkan dalam buku yang dia tulis sebelumnya tersebut. Tak hanya gunung di Garut, tetapi juga persamaan candi di Bali dengan kuil suku Maya di Amerika. Dengan menampilkan gambar keduanya penulis mencoba meyakinkan pembaca bahwa memang ada keterkaitan antara peradaban di Nusantara dengan Amerika Maya.
Corak rumah gadang yang mirip dengan gaya illuminati juga keberadaan bahasa yang sebenarnya mirip dengan bahasa salah satunya corong yang mirip dengan bahasa Inggris crown, dengan arti yang mirip pula. Corong tanduk kerbau yang diberi lubang untuk ditiup sedangkan crown adalah mahkota yang juga terletak di kepala.
Setelah Sumatera dan Bali penulis kembali ke Garut menyoal keberadaan Masjid Agung Garut yang masih menyisakan beberapa corak Yahudi di sekitarnya, seperti lambang hexagram (bintang david) di halaman masjid juga gazebo bercorak yahudi. Selain itu penulis juga menganggap ada kemungkin corak masjid yang juga mirip loji Yahudi, dulunya memang loji tanpa dipugar dan dijadikan masjid (halaman 196-198).
Dengan beberapa kemiripan dengan illuminati dan yahudi di atas, penulis pun menyimpulkan sekaligus bertanya, apakah Indonesia atau lebih tepatnya Nusantara adalah nenek moyang orang-orang barat dan Israel atau sebaliknya. Apabila memang Nusantara adalah nenek moyang Yahudi, maka ini akan menguatkan pendapat penulis dalam buku sebelumnya bahwa Nusantara adalah Atlantis yang hilang. Maka akan muncul pertanyaan lagi dari penulis kalau benar begitu bisa jadi yang dicari oleh penjajah dan illmunati dulu ke Nusantara bukan hanya ingin menjajah dan mengangkut rempah-rempah ke negaranya, namun untuk membangkitkan kembali kejayaan Atlantis.
Selama ini illuminati selalu menjadi image negative di khalayak, namun penulis dalam buku ini menawarkan wacana baru dalam memandang illuminati. Hampir banyak orang menganggap illuminati adalah kelompok penyembah setan, namun penulis yang mengambil pendapat Richard Cassaro bahwa illuminati yang juga biasa disebut secret societiessebenarnya bukan penyembah setan. Sebenarnya masyarakat rahasia atau secret societies itu rahasia untuk alasan yang baik menurut Cassaro. Mereka adalah generasi yang akan melanjutkan ilmu kebijaksanaan yang ada di mata ketiga manusia. Mata ketiga yang dimaksud adalah mata hati yang akan membuat orang yang memilikinya untuk berbuat baik dan bijak (halaman 314).
Buku 490 halaman ini juga mencoba menelusuri kematian Hitler yang digadang-gadang di Indonesia. Juga mencoba menawarkan konsep bahwa kejahatan di dunia termasuk Indonesia ini bukan ulah keseluruhan Yahudi. Namun, dilakukan oleh sebuah kelompok Yahudi yang menjadi bayang-bayang hampir di seluruh negara, mereka adalah keluarga Rothschild (Bab 9). Terlepas dari Anda akan percaya dari kontraversi dalam buku ini, setidaknya buku ini akan lebih membuka wawasan Anda tentang Illuminati, Freemason, juga Atlantis yang terpendam. Buku ini cukup beda membahasnya, selamat membaca!
(Muhamad Rasid Ridho) http://www.indoleader.com/index.php/resensi/1963-menelusuri-jejak-illuminati-di-indonesia
https://www.youtube.com/watch?v=tjj0eozIEwk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar